Nikmat dan Bahaya Merokok


 Nikmat dan Bahaya Merokok

Hmmhhh...mengapa nikmat duluan yang ditulis pada judul ? sebenarnya hanya iseng saja, tapi menurut pikiran saya ada benarnya. Karena, memang benar banyak yang terlihat sangat menikmati saat merokok hingga bahayanya terkesan hampir tidak diperdulikan.

Dimana ya nikmatnya merokok ? saya sendiri bingung menjawabnya, menurut saya pribadi rokok merupakan sesuatu benda yang bisa digunakan kapan saja, saat lapar oke, saat kekenyangan siip, saat baru bangun tidur asyiiik, saat mau tidur kebiasaan, setelah makan apalagi dijamin terasa tuuuh + Coffee wuuiiih nggaa kebayang dech. Jadi, dari kehidupan sehari-hari rokok adalah teman akrab sampai-sampai ngerumpi di WC pun ikutan tuh Rokok.

Apalagi tatkala kopinya kental, ambil rokok trus pakai sendok celupin digelas angkat ampas kopinya dan diletakkan pada batangan rokok...silakan dites dijamin bibir anda akan hati-hati dan sedikit demi sedikit menghisap batangan rokok dan pikiran akan terasa melayang sejenak menikmati rokok dibalur kopi. Mulai dari rasa hingga wanginya pasti membuat ketagihan.


Lalu, apa sih bahaya rokok? Hampir tidak ada kecuali rokok tersebut akan menjadi limbah karena belum dipakai, para pekerja rokok juga menjadi bahaya terkena penyakit kanker ( kantong kering ), para pengusaha juga bakal linglung, banyak deh bahaya rokok jika tidak ada yang merokok.

Kalau bahaya merokok juga ada, seperti; Kanker beneran, gangguan kehamilan, mulut bau ( tapi tetap disukai cewek ), wajah keliatan agak tua ( anehnya tetap didemenin ama cewek-cewek )dan banyak lagi.





Adapun manfaat rokok sudah jelas, sedang bermula manfaat merokok adalah salah satu yang sudah terbukti yaitu menyembuhkan penyakit .! Penyakit ini berdasarkan diagnosa dokter kala itu, seorang anak kampung mempunyai penyakit yang cukup aneh, setelah diobati tetap hasilnya belum menggembirakan, malahan semakin hari semakin agak kacau karena pada saat sakit tersebut otomatis tidak diperbolehkan merokok.

Entah kenapa suatu hari nekat merokok dan terkejut sepertinya dia merasakan perubahan kondisi kesehatannya, dan ini dilaporkan kepada sang dokter, lalu dilakukan sedikit penelitian dan eksprimen. Ternyata, obat yang diberikan berefek positif tatkala merokok. Jadilah dia sangat dianjurkan merokok hingga saat ini. Anehnya, saat tidak lagi minum obat dan merokok dia tetap sehat, anehnya lagi ketika tidak merokok barang sehari saja penyakitnya kambuh .!

Ada apa ya sebenarnya Rokok ini ?

Terserah aja, jika anda tidak setuju merokok ya sudah tidak usah merokok, dan jika anda yang fanatik merokok harap melihat kondisi dan situasi janganlah anda merokok didepan orang yang tidak merokok. Jadi ADIL khan ? GITU AJA KOK REPOT HEHEHEHE...

Semoga Bermanfaat :)



Tentang Ta’awwudz dan Basmalah



Tentang Ta’awwudz dan Basmalah

Ta’awwudz
Ta’awwudz berasal dari Ta’awwadza-yata’awwadzu-Ta’awwudzan yang berarti membaca atau mengucapkan kalimat yang bermakna perlindungan.

Menurut terminologi adalah meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala dari godaan Syaithan yang terkutuk yaitu dengan mengucapkan “ A’udzubillahiminassyaithanirrajim “.
Lafal Istiadzah tersebut pernah dicontohkan Nabi dan ternyata juga lafalnya bermacam-macam tapi intinya meminta perlindungan kepada Allah.

Ulama bersepakat membaca Istiadzah dianjurkan bagi setiap orang yang hendak membaca Al Quran. Dalilnya ada pada Al Quran pada surah An Nahl ayat 98.

Jumhur Ulama dan Ahlul Ada’ atau para Ulama Qiraat berpendapat perintah yang terdapat pada ayat  tersebut menunjukkan pada Nadb ( sunnah ) artinya tidak menjadi suatu keharusan, dengan demikian tidak berdosa bagi yang tidak membacanya. ( baca Tafsir Al Qurthuby Jilid I ).

Basmalah
Berasal dari akar kata “ basmala-yubasmilu-basmalatan “ yang berarti mengucapkan lafadz Bismillahirrahmanirrahim, kata basmalah merupakan masdar yaitu kata benda yang berasal dari kata kerja.

Para Ulama sepakat basmallah yang terdapat dalam Surah An Naml ayat 30 “ innahu min sulaiman wa innahu bismillaahir-rahmanir-rahiim “ termasuk bagian dari ayat Al Quran.
Terdapat silang pendapat antara para Ulama, apakah Basmallah termasuk surah Al Fatihah dan setiap surah Al Quran atau tidak ?

Menurut Madzhab Maliki, Basmallah tidak termasuk ayat surah Al Fatihah dan tidak termasuk ayat dalam setiap surah Al Quran, kecuali surah An Naml ayat 30.

Dalilnya :
Dalil Naqly

Dari ‘Aisyah r.a ia berkata: “ ketika Rasulullah SAW shalat, beliau mulai dengan takbir kemudian langsung membaca “ Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin “ ( Hadist Riwayat Muslim ).
Dari Anas r.a dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim, ia berkata : “ aku pernah shalat dibelakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Ustman. Mereka membaca Al Fatihah langsung Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin tanpa Basmalah “. Dalam riwayat Muslim ditambahkan : “ Mereka tidak menyebut lafal Basmalah baik diawal bacaan Al Fatihah maupun akhir bacaan “.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : “ Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “ Allah Ta’ala Berfirman: “ Aku membagi surah Al Fatihah separuh-separuh antara Aku dan hambaKu. Dan hambaKu berhak mendapatkan apa yang dia minta. Jika ada seorang hamba berkata “ Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin “, Allah berfirman : “ hambaKu memujiKu “, jika ia membaca “ Arrahmaanirrahiim “, Allah Berfirman : “ hambaKu memujiKu “, jika ia membaca lagi “ maalikiyaumiddin “, Allah berfirman : “ hambaKu MengagungkanKu dan memasrahkan dirinya kepadaKu “, maka jika ia membaca “ iyyaakana’budu wa iyyakanasta’in “, Allah Berfirman : “ Ini antara Aku dan hambaKu, untuknya apa yang ia minta, maka jika ia membaca lagi “ ihdinashirathal mustaqim...dst Allah berfirman : “ ini untuk hambaKu dan baginya apa yang ia minta. ( Hadist Qudsi dalam kitab Syarhun Nawawi ‘Ala Shahih Muslim, juz 3 halaman 12 ).

Dalil ‘Aqly ( Logika )

Jika basmalah termasuk Al Fatihah maka terdapat pengulangan dalam satu surah yakni kalimat “ Arrahmaanirrahiim “. Ini suatu hal yang janggal dalam ilmu balaghah.
Sedang penulisan basmalah di setiap surah merupakan littabarruk, sekaligus melaksanakan hadis yang menganjurkan membaca basmalah pada setiap urusan, sekalipun penulisannya dianggap mutawatir.

Di Masjid Nabawi di Kota Madinah, dimana Shalat telah didirikan sejak Rasulullah SAW hingga jaman Imam Malik r.a tidak satu Imam shalat yang membaca basmalah.

Hal ini mengindikasikan basmalah bukan termasuk surah Al Fatihah dan surah lainnya. Atas dasar Madzhab inilah Metode Struktur Format 18 baris tidak menyertakan basmalah dalam setiap terapinya.

Imam Al Qurtuby menegaskan bahwa pendapat Imam Malik yang paling shahih, karena periwayatan Al Quran harus mutawatir dan pasti.

Inilah sedikit info mengenai mengapa dalam kajian MSQ Basmalah tidak disertai dalam surah Al Fatihah, Semoga Bermanfaat

Disari dari berbagai sumber


Pola Bacaan Pembuka Doa dan Penutup Doa


 Pola Bacaan Pembuka Doa dan Penutup Doa

Pembuka Doa
Q.S Al Fiil                         ( 105 ) 1 – 5
Q.S At Takatsur                 ( 102 ) 1 – 8
Q.S Al ‘Ashr                      ( 103 ) 1 – 3
Q.S Al Quraisy                   ( 106 ) 1 – 4
Q.S Al Ma’un                     ( 107 ) 1 – 7
Q.S Al Humazah                 ( 104 ) 1 – 9
Q.S At Takatsur                 ( 102 ) 1 – 8
Q.S Al Fiil                         ( 105 ) 1 – 5
Q.S Al Quraisy                   ( 106 ) 1 – 4
Q.S Al ‘Ashr                      ( 103 ) 1 – 3
Q.S Al Humazah                ( 104 ) 1 – 9
Q.S Al Ma’un                     ( 107 ) 1 – 7

Penutup Doa

Q.S Al Ma’un                     ( 107 ) 1 – 7
Q.S Al Humazah                 ( 104 ) 1 – 9
Q.S Al ‘Ashr                      ( 103 ) 1 – 3
Q.S Al Quraisy                   ( 106 ) 1 – 4
Q.S Al Fiil                         ( 105 ) 1 – 5
Q.S At Takatsur                 ( 102 ) 1 – 8
Q.S Al Humazah                 ( 104 ) 1 – 9
Q.S Al Ma’un                     ( 107 ) 1 – 7
Q.S Al Quraisy                   ( 106 ) 1 – 4
Q.S Al ‘Ashr                      ( 103 ) 1 – 3
Q.S At Takatsur                 ( 102 ) 1 – 8
Q.S Al Fiil                         ( 105 ) 1 – 5

Pola bacaan ini sebaiknya dilakukan saat mau membaca pola bacaan yang lain. Fungsinya untuk mengoptimalkan.

Semoga Bermanfaat

Disari dari berbagai sumber

Perihal Juz


Perihal Juz

Bila kita mengucapkan kata Juz saat membahas Al Quran, maka yang ada dalam pemahaman kita kebanyakan adalah Juz ( bagian ) dari 30 Juz Al Quran. Cara pembagiannyapun menarik dan aneh karena bila kita perhatikan pembagian Juz tidak mengacu pada jumlah surah, ayat, halaman atau variabel Al Quran yang lain.

Pada zaman para Khalifah terutama masa Khalifah Ustman bin Affan tidak terdapat tanda pembagian ( Juz ), sebagaimana juga tidak di bubuh kan tanda titik dan syakal atau harakat.Tetapi bukan berarti pembagian Al Quran belum pernah ada pada zaman Nabi SAW dan para sahabat.Tapi pembagian pada masa tersebut bersifat tathbiiqy ‘Amaly (  sudah teraplikasi dengan baik namun tidak tertulis ). 

Zaman berubah sampai pada akhirnya para ulama Al Quran membagi Al Quran  menjadi 30 bagian.Mereka menyebut untuk tiap bagian tersebut dengan sebutan Juz.Pembagian 30 Juz ini merebak dan akrab di kalangan umat islam,sehinga begitu seseorang menyebut kata Juz,maka yang dimaksud adalah salah satu bagian dari 30 Juz Al Quran.Dan begitu pula seterusnya.

Para ulama masing-masing mempunyai bahasa tersendiri mengenai masalah pembagian Al Quran ini.Namun menurut Az Zarqany,apa pun tanda yang di bubuhkan pada mushaf baik tanda awal juz,awal surah ,tanda kha’tanda’ain dan lain-lain tidak masalah selagi tidak berubah materi ayat itu sendiri.Dari kajian yang mendalam tentang pembagian Al Quran tersebut, ( alm ) Lukman Abdul Qahar Soemabrata menemukan salah satu dari sekian banyak hikmahnya dari pembagian juz Al Quran,yaitu juz dapat menjelaskan tentang manusia secara fisik dan non fisik.

Cara mengetahui Juz Pribadi kita dengan sempurna adalah TADARUS secara rutin ( tiap hari ) dan konsisten ( satu Juz selesai sekali duduk ). Insya Allah akan ada tanda-tanda yang bisa dirasakan, bagaimana tandanya tiap orang berbeda tergantung kepekaan dan ketinggian spritualnya kepada Allah. Nah, biasanya jika sudah sering tadarus lama kelamaan selain bisa mendapatkan Juz pribadi Insya Allah anda akan diberi kemampuan untuk melihat Juz Pribadi orang lain. Cara selanjutnya untuk mengetahui Juz adalah melalui orang yang sudah bisa melihat Juz, memang cara ini cepat paling lama 10 hari tergantung sang pembuka Juz tapi namanya juga manusia tetap ada kesalahan pada pembukaan Juz bisa jadi Juz seseorang tersebut salah ditentukan. Maka jalan yang baik dan sempurna adalah TADARUS, mulai Tadarus Konvensional hingga Tadarus Struktural ( akan ditulis ragamnya ).

Perlu juga diketahui, jika kita ingin dibuka Juz oleh seorang Ustadz akan dimintai nama lengkap, tanggal lahir, nama ayah dan ibu. Bukan berarti penentuan Juz dilihat melalui hal tersebut, itu semata-mata untuk tepatnya sasaran yang dituju karena nama orang itu pasti ada sama didunia ini. Karena nama orang yang sama bisa jadi Juznya berbeda pula, dan itu adalah Kuasa dan Ilmu Allah, walaupun bayi dikandungan diatas 4 bulan kita sudah bisa mengetahui Juznya.

 Jika sudah mengetahui Juz, sebaiknya segera anda amalkan. Dalam keadaan sehat bugar seminggu sekali di hari yang sama, bila kurang sehat dapat diamalkan 2 minggu sekali selang 3 hari. Misal, anda baca Juz pada hari senin, jadi hari jumat sudah bisa dibaca lagi Juznya, begitu seterusnya.

Ingat, Sekali lagi jika benar-benar ingin mendapatkan sesuatu pengalaman yang tidak terlupakan dalam pencarian jati diri silakan Ber Tadarus 30 Juz, Insya Allah Juz yang menjadi Fitrah anda akan didapatkan dengan sempurna.

Semoga Bermanfaat

Disarikan dari berbagai sumber

      

Mengoptimalkan Membaca Juz


Mengoptimalkan Membaca Juz

Jika anda mau membaca Juz melalui metode ini, harus mengikuti tata cara yang sudah ditetapkan. Seperti, pembacaan Taawwudz dan Basmallah ( ini tidak dibaca / atau karena sudah terbiasa membaca kalimat ini, anda baca sebelum membuka Mushaf Al Quran, begitu juga saat sudah selesai membaca Juz, ucapkan kalimat Shadaqallah...sesudah Mushaf ditutup ).
Adapun untuk mengoptimalkan membaca Juz berikut sistematikanya :

  1. Pembuka Doa
  2. Q.S Al Fatihah ayat 1 – 7
  3. Q.S Al Baqarah ayat 1 – 4
  4. Juz Anda
  5. Q.S Al Baqarah ayat 1 – 4
  6. Q.S Al Fatihah ayat 1 – 7
  7. Penutup Doa

NB : “ Al Fatihah ayat satu dimulai dari Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin ( mengikuti pendapat Imam Malik ) ”. Selengkapnya silakan baca di Tentang Ta’awwudz dan Basmallah.

Selamat Menikmati sajian Ilahi

Semoga Bermanfaat

Disari dari berbagai sumber


Adab Membaca Al Quran



 Adab Membaca Al Quran

  • Ikhlaskan Niat ketika membaca Al Quran, hanya mencari Ridhanya. Selain membaca Juz Pribadi istiqamahkan TADARUS 30 Juz agar terus terasah kepekaan Spritual ( Insya Allah ), berat memang tapi terus berusaha, penulis sendiri merasakan beratnya sampai saat ini belum tetap satu hari satu Juz.
  • Khusuk saat membaca Al Quran ( inilah kunci ibadah, jika kita benar-benar khusyuk tiadalah terasa satu Juz sudah terbaca )dan tidak bersenda gurau.
  • Wajib suci dari hadast Kecil apalagi Besar.
  • Wajib berpakaian menutup aurat sempurna dan bersih lagi suci.
  • Hendaknya membaca ditempat yang spesial atau terjamin kebersihan dan kesuciannya.
  • Jika anda memberi terapi kepada orang lain dapat membaca pola bacaan tertentu dan DILARANG menyentuh AURAT langsung atau tidak langsung. Terlebih lagi yang bukan MUHRIM.
  • Jangan menyampur adukkan dengan praktek adat yang lain, semisal kemenyan.
  • Haram membaca pola bacaan untuk keburukan orang lain.
  • Tidak dibenarkan memperlakukan pola bacaan seperti mantera-mantera. ( semisal dirahasiakan jangan sampai diketahui, atau cara bacanya tidak sesuai kaidah ilmu tajwid ).
Tetaplah berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnah bermanhajkan Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Semoga Bermanfaat

Disarikan dari berbagai sumber


Struktur dan Forman Alquran



Struktur dan Forman Alquran

Bismillahirrahmanirrahim, Alahamdulillahi rabbil ‘alamin
Allahumma Shalli Wassallim ‘Ala Saidina Muhammad

“ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran “ ( QS. Shaad 38:29 )

“ Dan sesungguhnya telan Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran “ ( QS. Al-Qamar 54:17 )

Al-Qur’an merupakan kitab suci paling lengkap, paling sempurna. Merupakan Samudera Ilmu yang tidak akan habis-habisnya. Keindahan bahasanya tiada yang menandingi, keelokan tulisannya tidak habis pikir, kehebatan strukturnyapun terbukti ampuh menjawab permasalahan hidup bagi yang memahami dan melakukannya.

Sebagai Al-Huda ( petunjuk ), Asy-Syifa’ ( Obat ), Al-Mau’idzah ( nasehat ) dan masih banyak lagi sebutan untuk Al-Qur’an. Al Qur’an sarat dengan rahasia yang belum diungkap sepenuhnya. Sebuah rahasia tidak akan muncul begitu saja. Sebisa mungkin harus menggali dan menangkap esensi dari sebuah tanda ( ayat ).

“Katakanlan : “ Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk ( menulis ) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis  (ditulis ) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu ( pula ) “ ( QS. Al Kahfi 18:109 )

“Katakanlah:”Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian lain “ ( QS. Al Isra’ 17:88 )

Beratus tahun lalu banyak para Ulama berusaha menggali dan memperlajari Al Qur’an, sehingga banyak karya para Ulama yang bisa kita nikmati saat ini. Mereka tanpa bosan terus mencari esensi dari sebuah pesan. Hingga zaman sekarang ini terkuaklah salah satu kemukzizatan Al Qur’an yaitu dari sisi Struktur dan Formatnya.

Ini merupakan ilmu baru yang menurut penulis buku “ Membaca dan Memahami Konstruksi Alquran “ Gus AA dan H.Ziyad At-Tubany, SQ . Termasuk kedalam jajaran salah satu cabang ilmu Al Qur’an ( ‘ilmu I’jaazil Qur’an dan ‘ilmu Munasabatil Qur’an ).

Ilmu atau metode ini adalah salah satu upaya menafsirkan Al Qur’an  dari  Struktur dan Formatnya khususnya Format 18 Baris, jadi bukan menafsirkan AYAT melainkan memahami sebuah pesan dari sisi Struktur. Metode ini hanya menafsirkan makna satu variable Al Qur’an yang dikorelasikan dengan variable Al Qur’an lainnya, artinya sebisa mungkin menafsirkan Al Qur’an ( variable ) dengan Al Qur’an.

Metode ini melihat Al Qur’an dari sudut pandang bahwa Al Qur’an sebuag kitab yang tersusun oleh berbagai unsur simbolik yang menyeluruh dan sistematis. Unsur simbolik ini terdiri dari Manzil, Juz, Surah, Ayat, Tanda ‘Ain dan lainnya. Fenomena ini mengandung pesan keilmuan yang terjalin secara menyeluruh antar variabelnya, sehingga tidak bisa dipisahkan.

Sebagai contoh, mengapa tanda yang dipergunakan sebagai tanda ruku’ hurufnya ‘Ain bukan huruf lain. Ternyata setelah melalui sebuah pengkajian yang panjang, tanda ‘ain ini mengisyaratkan akan kelemahan dan kelebihan manusia secara fisik maupun psikis.

Metode ini awalnya dikaji oleh Alm. H.Luqman AQ Sumabrata, semoga Allah merahmatinya. Dan kajian ini terus dikembangkan oleh santri-santrinya.

Singkatnya, metode ini minimal berusaha untuk memberikan informasi tentang manusia itu sendiri bagaimana kondisi fisik dan psikisnya yang bisa dikaji dan dilihat dari Juz masing-masing pribadi. Setiap orang / pribadi dipastikan memiliki satu Juz / bagiannya di Al Qur’an, nah dengan metode ini ketika sudah mengetahui Juz, anda harus membacanya minimal seminggu sekali.

Adapun cara mengetahui Juz bisa diketahui dari orang lain yang sudah bisa mengetahui atau melihat secara metafisik juz orang yang dimaksud. Dan adapun cara yang paling disarankan adalah Tadarus Juz, dari Juz 1 s.d 30, setiap hari terserah mau berapa Juz satu hari yang penting Khatamkan Al Qur’an. Jika sekali belum juga tahu jangan putus asa terus dan terus hingga  berkali-kali khatam. Menurut beberapa sumber, akan ada salah satu Juz yang beda ketika anda baca, bisa perasaan senang, bisa perasaan sedih karena cinta kepada Allah atau sebab-sebab yang membuat ridhaNya, bisa juga perasaan tenang sekali. Tergantung tingginya kapasitas spiritual anda.

Metode ini berbasiskan Al Quran Format 18 Baris, biasanya menggunakan Al Qur’an cetakan Taj Company Karachi Pakistan yang menggunakan Rasm Usmany, salah satu spesifikasinya adalah “ apa yang tertulis belum tentu yang terbaca “ kemudian salah satu cirinya pada surat Al Fatihah ayat 1 adalah “Alhamdulillairabbil ‘Alamiin” jadi ayat pertama Al Fatihah ayat satunya dimulai dari Alhamdulillah…tapi pada tahun 2005 penomoran ayatnya dikosongkan, jadi pada halaman surat Al Fatihah nomornya kosong, tapi strukturnya sama.

Cetakan Al Qur’an inilah yang menjadi acuan metode ini, bukan berarti cetakan lain salah. Hanya dengan Format cetakkan itulah keilmuan ini disingkap dan dapat kita nikmati saat ini. Semua Struktur dan Formatnya sangat indah dan masih sangat lengkap, jadi symbol-simbolnya masih sempurna. Jika anda tidak dapat menemukan cetakan Taj Company tidak masalah yang penting Formatnya tetap 18 Baris. Cirinya adalah :

Jumlah seluruh halaman penulisan ayat adalah 484 halaman dengan nomor halaman dari 2 hingga ke 485. Halaman satu adalah halaman judul Al Qur’an.

Setiap Juz terdiri dari 16 Halaman, kecuali Juz 1 dan Juz 30. Juz 1 terdiri dari 14 Halaman dan Juz 30 terdiri dari 21 Halaman.

Setiap halaman terdiri dari 18 Baris, kecuali halaman 2,3 dan 485. Halaman 2 dan 3 masing-masing memiliki 6 baris dan halaman 485 memiliki 15 Baris ditambah “halaman kosong”setara dengan 18 Baris.

Halaman 2 dan 3 tercetak secara Khas berbeda dengan halaman selanjutnya. Halaman 2 berisi Surah Al Fatihah 1 – 7, halaman 2 berisi surah Al Baqarah 1 – 4.

Setiap ayat ditulis selesai satu halaman, kecuali ayat 4 dari surah ke 111 Al Lahab. Ayat tersebut ditulis berawal dari halaman 484 dan berakhir di halaman 485.

Awal Juz ditandai dengan huruf cetak Tebal.

Enam buah surah pada Juz 30 ditempatkan secara khas dalam posisi sejajar baris di halaman 482 dan 483, surah tersebut yaitu dari surah At Takatsur hingga Al Ma’uun.

Muqadimah surah menempati 2 baris, kecuali 3 buah surah yang muqadimahnya menempati satu baris. Ketiga surah tersebut adalah ; Q.S At taubah, Al Hijr dan An Naml.

Tanda Ruku’ berupa huruf ‘Ain yang terdapat pada setiap tepi halaman Al Quran, tercantum ditempat tanda ruku’ berakhir.

Nah, inilah cirri-ciri yang bias menjadi alat Bantu dalam proses belajar dan memahami kajian keilmuan ini, cirri-ciri tersebut dapat diamati secara langsung.

Untuk Lebih lengkapnya tentang Struktur Al Quran silakan anda beli buku “ Membaca dan Memahami Konstruksi Al Quran “ karya Gus AA dan Ust. H Ziyad At-Tubany, SQ.

Dalam buku tersebut anda akan mendapatkan info lengkap tentang Konstruksi Quran dan beragam kajian keilmuan yang belum pernah kita dapatkan.Ini merupakan salah satu keilmuan yang sangat bermanfaat, sehingga tujuan sebenarnya akan dicapai dengan pengamalan keilmuan ini karena basisnya adalah Al Quran dan kita diajak kembali merenungi firman Allah dari segi struktur dan format yang hasilnya Luar Biasa.

Semoga info kita ini bermanfaat, amiin…


Pola Bacaan Keturunan



Pola Bacaan An Nisaa Untuk Keturunan

Bacaan ini bersifat umum, siapa saja bisa mengamalkannya walaupun Juznya belum tahu. Akan lebih baik jika sudah tahu dan telah membaca Juz pribadinya. Dibaca sesuai dengan urutan harinya, sangat baik jika membacanya pada jam yang sama, hari 1 jam 08.00 atau jam 20.00 maka hari selanjutnya juga pada jam yang sama. Bila ada satu hari yang terlewat harus mengulang dari awal lagi.

Hari Pertama
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 17 – 24
Q.S Al Falaq           : ( 113 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 25 – 32
Q.S Al Lahab          : ( 111 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 33 – 40
Q.S Al Fiil              : ( 105 ) ayat 1 – 5

Hari Kedua
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 41 – 48
Q.S Al Qadr            : ( 97 ) ayat 1 – 8
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 49 – 56
Q.S Al Jumu'ah       : ( 62 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 57 – 64
Q.S Al Hujurat        : ( 49 ) ayat 1 – 5

Hari Ketiga
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 65 – 72
Q.S Al Fushilat        : ( 41 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 73 – 80
Q.S Shaad             : ( 38 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 81 – 88
Q.S As Sajadah       : ( 32 ) ayat 1 – 5

Hari Keempat
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 89 – 96
Q.S An Naml          : ( 27 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 97 – 104
Q.S Asy Syuara       : ( 26 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 105 – 112
Q.S An Nuur           : ( 24 ) ayat 1 – 5

Hari Kelima
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 113 – 120
Q.S Al Mu'minun     : ( 23 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 121 – 128
Q.S Al Kahfi           : ( 18 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 129 – 136
Q.S Huud               : ( 11 ) ayat 1 – 5

Hari Keenam
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 137 – 144
Q.S At Taubah        : ( 9 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 145 – 152
Q.S Al A'raf            : ( 7 ) ayat 1 – 5
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 153 – 160
Q.S An Nisaa          : ( 4 ) ayat 1 – 5

Semoga pola bacaan ini dapat membantu ikhtiar kita dan seyogyanya kita harus berserah diri kepada Allah :)


Pola Bacaan Khusus Wanita



Pola Bacaan Kesehatan Khusus Wanita

Pola ini disebut juga bacaan An Nisaa, bacaan ini dibaca selama 8 hari berturut-turut. Lebih baik dibaca pada jam 8.00 atau jam 20.00, bila hari 1 jam 08.00 maka hari selanjutnya harus jam 08.00 pagi. Jika terlewat maka diulang dari hari 1. Fungsinya ini untuk suplemen kesehatan dan juga insya Allah bisa menyembuhkan keluhan wanita.

Hari ke - 1 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 1 – 22
Hari ke – 2 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 23 – 44
Hari ke – 3 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 45 – 66
Hari ke – 4 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 67 – 88
Hari ke – 5 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 89 – 110
Hari ke – 6 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 111 – 132
Hari ke – 7 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 133 – 154
Hari ke – 8 Q.S An Nisaa             : ( 4 ) ayat 155 - 176

Jika ingin mengulang setelah habis 8 hari, harus menunggu lewat 3 hari baru ulang dari hari pertama lagi. Semoga Manfaat :)


Pola Bacaan Untuk Pria



Pola Bacaan Kesehatan Untuk Pria

Pola ini disebut juga bacaan Ali Imran, bacaan ini dibaca selama 8 hari berturut-turut. Lebih baik dibaca pada jam 8.00 atau jam 20.00, bila hari 1 jam 08.00 maka hari selanjutnya harus jam 08.00 pagi. Jika terlewat maka diulang dari hari 1. Fungsinya ini untuk suplemen kesehatan dan juga insya Allah bisa menyembuhkan penyakit para laki-laki seperti impoten.

Hari ke – 1 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 1 – 25
Hari ke – 2 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 26 – 50
Hari ke – 3 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 51 – 75
Hari ke – 4 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 76 – 100
Hari ke – 5 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 101 – 125
Hari ke – 6 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 126 – 150
Hari ke – 7 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 151 – 175
Hari ke – 8 Q.S Ali Imran             : ( 3 ) ayat 176 – 200

Jika ingin mengulang setelah habis 8 hari, harus menunggu lewat 3 hari baru ulang dari hari pertama lagi. Semoga Manfaat :)


Pola Bacaan Untuk Mengurangi Rasa Keragu-raguan dan Curiga


Pola Bacaan Untuk Mengurangi Rasa Keragu-raguan dan Curiga

Bacaan ini dapat dibaca seminggu satu kali, Surah Al Fatihah ayat satu adalah Alhamdulillahi rabbil 'alamin.

Q.S Al Fatihah                           : ( 1 ) ayat 6
Q.S Al Baqarah                          : ( 2 ) ayat 6
Q.S Ali Imran                                       : ( 3 ) ayat 6
Q.S An Nisaa                             : ( 4 ) ayat 6
Q.S Al Maidah                            : ( 5 ) ayat 6
Q.S Al An'aam                            : ( 6 ) ayat 6
Q.S Al A'raf                                : ( 7 ) ayat 6
Halaman ke 15 dari Juz
Q.S 'Abassa                               : ( 80 ) ayat 1 – 42
Halaman ke 14 dari Juz
Q.S At Takwir                           : ( 81 ) ayat 1 – 29
Halaman ke 4 dari Juz
Q.S At Takwir                           : ( 81 ) ayat 1 – 29
Halaman ke 14 dari Juz
Q.S Al Muthaffifin                      : ( 83 ) ayat 1 – 36
Halaman ke 16 dari Juz
Q.S Al Kautsar                           : ( 108 ) ayat 3
Q.S Al Kafirun                           : ( 109 ) ayat 6
Q.S An Nashr                             : ( 110 ) ayat 3
Q.S Al Lahab                             : ( 111 ) ayat 1
Q.S Al Ikhlas                             : ( 112 ) ayat 2
Q.S Al Falaq                              : ( 113 ) ayat 1
Q.S An Naas                              : ( 114 ) ayat 6